Senin, 11 Februari 2013

Membahagiakan diri , meraih ketenangan dengan Terapi Menulis dan Bermeditasi




Tiga belas tahun berkutat dalam dunia pendidikan, semua dimulai dari sebuah prestasi menulis yang mengantarku ke sebuah universitas pencetak pendidik. Sangat panjang perjalanan menuju ke sana. Selalu dikejar pekerjaan membuat stress. Aku ingin lebih dari ini. Aku ingin tantangan yang lebih. melalui menulis, aku menemukan kenyamanan yang “klik” dengan derajat naik turunnya mood saya yang juga berperan sebagai seorang ibu.
            Menjadi seorang ibu, istri, sahabat, teman, anak, saudara dan tenaga pendidik, seringkali banyak hal yang memenuhi pikiran, entah itu anak, persoalan dengan suami, orang tua bahkan dengan dunia kerja. Seringkali saat menemui masalah seringkali melupakan rutinitas tidur, makan bahkan anak dan suami sering menjadi tempat pelampiasan ketika kita tak menemukan tempat bersandar. Masalah tidak akan selesai dengan cara ini. Seorang ibu harus bisa menjadi tempat bersandar,  seorang anak yang kelelahan bermain akan berlari kepadaku hanya untuk mendapatkan pelukan dan kata “sayang”, begitu pula dengan suami yang tentunya berharap kepada seorang wanitalah ia akan menyandarkan hatinya saat banyak permasalahan yang terjadi.
Aku harus bangkit. Aku harus bisa memotivasi diri sendiri. Menulis dimanapun saat aku ingin mengungkap isi hati. Bila memungkinkan hanya dengan membuka laptop, apa yang aku pikirkan dengan bebas dituliskan, tanpa harus membuat orang lain terheran dengan air mata yang menetes deras di mata. Dengan menulis aku pun bisa bercerita tentang apa yang aku alami. Tanpa harus banyak bicara dengan orang lain. Hanya diam, duduk dan menuliskan apa yang ada dalam pikiran kita. Saat emosi meledak-ledak, hanya dengan menulislah kita bisa menurunkan tensi emosi. Saat menulis secara otomatis kita akan mengatur pernafasan sesuai dengan irama ketukan di tuts keyboard. Perlahan tapi pasti, saat kita butuh pendengar, kertas ataupun laptop yang menjadi pendengar sejati isi hati. Hampir setahun lamanya aku menemukan “sesuatu” saat bergabung dengan komunitas kepenulisan yang di gawangi oleh sebuah agency naskah dan sekaligus sebagai Personal Branding Agency ,  yaitu INDSCRIPT Creative. Dengan peran INDSCRIPT Creative saya tak hanya sekedar memuaskan diri, membangun kebahagiaan menulis hanya untuk diri sendiri, namun tulisan-tulisan yang telah menjadi terapi hati dan membantu penenangan diri sendiri, nantinya akan menjadi obat hati dan penenang bagi orang lain. Menulis itu membawa saya masuk ke dalam relung hati. Ada sesuatu yang janggal  jika saya belum menuliskan sesuatu, meski hanya sepenggal kalimat saja.I was doing it all.
Apakah hanya dengan menulis saya mendapatkan obat hati. Telah sembilan belas tahun saya melakukan hal ini. Apakah itu? MEDITASI. Kepergian ayah saya yang terlalu mendadak, membuat saya seringkali tidak fokus karena terlalu banyak masalah yang harus diemban saat saya masih terlalu muda. Melalui seorang teman saya mulai untuk belajar bermeditasi. Meditasi kini bisa disebut sebagai gaya hidup, karena tanpa disadari, meditasi semakin digemari sebagai salah satu cara “mengusir stres”. Meditasi menjadi sebuah prestise sekaligus nilai yang membawa kita pada kesadaran untuk mengenali siapa sesungguhnya diri kita, bagaimana cara pikiran kita bekerja, serta kesadaran mengenai hidup yang sesungguhnya.
Jon Kabat-Zinn, Profesor dari MIT (Massachussetts Institute of Technology) yang juga pakar meditasi, mengatakan, “Wherever You Go, There You Are“. Meditasi akan membimbing Anda menuju jalan terbaik yang harus dituju dan memberikan pengaruh positif pada keadaan di masa yang akan datang. Tidak peduli bagaimana masa lalu Anda, seberapa terluka hati Anda, dan sekuat apa masalah dalam hidup Anda, meditasi membuat Anda begitu percaya bahwa masa depan Anda akan berkilau seperti sebuah berlian. Kehidupan yang terus berkembang, berbagai persoalan dan pencapaian, tidak akan memberikan pengaruh besar pada sikap kita. Meditasi membantu si sukses untuk tetap memandang ke bawah dan si gagal untuk tetap tegap melangkah.
Secara praktis, meditasi adalah proses untuk mengendalikan arus pikiran kita. Benak manusia yang selalu aktif memikirkan banyak hal, rencana, atau ambisi dalam hidup kerapkali membuat kita merasa selalu sibuk, terburu-buru, dan tertekan. Meditasi membantu kita untuk berpikir dan bertindak lebih tenang.
Ketenangan itu dapat dicapai dengan melakukan teknik pernapasan. Ya, bernapas. Aktifitas yang kadang tak kita sadari, ternyata memberi pengaruh besar dalam kinerja otak. Saat kita berfokus dalam aktivitas bernapas, akan ada koneksi kuat antara tubuh dan pikiran kita. Dengan bernapas teratur, lembut, dan perlahan, maka kita juga tengah menenangkan tubuh dan pikiran. Gelombang otak pada saat meditasi (kondisi Delta) akan terlihat jauh lebih tenang dibanding dengan kondisi ketika raga terbangun (kondisi Beta).
Meditasi kini tak bisa lagi dipandang sebagai kegiatan yang aneh atau ritus abnormal, seperti yang banyak diduga orang berhubungan dengan hal seperti: berkomunikasi dengan makhluk halus, atau “berpindah” ke alam lain. Meditasi bukanlah aktifitas paranormal, namun berkaitan dengan menenangkan pikiran dan kesadaran kita. Saat meditasi, bukan berarti pikiran Anda melayang jauh. Sebaliknya, pikiran Anda amat sadar, hanya saja lebih tenang, berdiam, dan fokus pada momen Anda saat itu.
Meditasi bukanlah sekadar aktivitas satu jam bersila yang diagendakan setiap hari di jam yang sama. Meditasi bisa disisipkan dalam apapun aktivitas Anda, asal dilakukan dengan fokus dan sadar. Jika Anda makan, lakukanlah dengan kesadaran bahwa Anda sedang makan, maka makanan Anda akan terasa benar-benar enak. Jika berjalan, sadarlah bahwa Anda sedang berjalan dan fokuslah pada tujuan jalan Anda. Prinsipnya, ketika pikiran Anda tenang dan fokus, Anda akan lebih mudah menikmati hidup dan apapun yang terjadi di dalamnya.
Meditasi sebagai gaya hidup itulah yang sudah dilakukan oleh seorang Adjie Silarus. Masa lalunya yang pernah membuat Adjie mengalami stres berat hingga kesehatan fisiknya melemah, ternyata tidak mampu membuat Adjie kalah. Adjie bangkit dan terus menguat. Dia mencapai titik puncak ketika menggunakan meditasi sebagai TERAPI dan menjadikannya sebuah gaya hidup sehat. Kini, Adjie Silarus semakin prima sebagai meditator yang mencapai kondisi delta.
So, dengan menulis dan bermeditasi anda dapat lebih tenang dan fokus, Anda akan lebih mudah menikmati hidup dan apapun yang terjadi di dalamnya. Dengan ketenangan dan fokus mudah-mudahan kita bisa merubah sedikit demi sedikit perilaku arogan bangsa kita.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar