Dibilang
maniak kopi? Tidak juga. Semua berawal dari kebutuhan. Semenjak kuliah di
tingkat S1 hingga S2 seringkali saya mau tidak mau mengerjakan tugas hingga
larut malam, sedangkan mata seringkali tak bisa diajak kompromi untuk begadang.
Kakek sayalah yang pertama kali memperkenalkan saya pada bubuk hitam berbau
khas ini, awalnya terasa aneh di lidah. Namun lama kelamaan saya malah
ketagihan mengkonsumsi kopi. Hingga saya mendapatkan pekerjaan dengan waktu yang
cukup menyita hari-hari saya, makin hari konsumsi kopi harian saya juga makin
meningkat. Sempat beberapa kali, teman dan rekan kerja mentertawakan kebiasaan
saya mengkonsumsi kopi hitam. Mereka mengatakan bahwa kopi hitam adalah kopi
konsumsi pria, sedangkan saat itu saya sebagai perempuan yang bekerja dengan
pakaian yang feminin menurut mereka lebih cocok mengkonsumsi Kopi Good Day.
Menurut mereka kopi ini merupakan kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak. Namun saat itu saya tak percaya seratus persen. Ah,
dimanapun kita berada rasa kopi tetaplah rasa kopi khas adan beraroma harum
biji kopi.
Kebiasaan saya
mengkonsumsumsi hitam awalnya tidak menimbulkan masalah, namun lama kelamaan
ternyata kopi memicu produksi asam lambung secara berlebihan sehingga mau tidak
mau dalam beberapa bulan saya harus menjauhi kopi sebagai teman bekerja.
Ketergantungan yang tiba-tiba harus dipaksa untuk berhenti. Saya sangat
tersiksa. Mencoba-coba, bereksperimen membuat kopi hitam ditambah susu agar tak
menimbulkan reaksi peningkatan asam lambung ternyata masih kurang pas. Ternyata
kopi yang selama saya nikmati tak hanya sekedar mengobati kantuk namun juga
saya telah menikmati aroma kopi yang menurut saya ternyata menenangkan.
Akhirnya saya berhenti mencampur kopi hitam dengan susu karena rasanya tidak
pas dan nikmat “menurut” lidah saya. Untuk kesekian kalinya salah satu rekan
saya pernah mentertawakan saya hanya karena pernah melihat saya bok balik ke
dapur hanya untuk eksperimen rasa kopi. Ia kembali mengatakan agar saya tidak
susah berpikir dan bereksperimen karena sebenarnya kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak.
Menyerah
dengan konsumsi kopi hitam lengkap dengan eksperimen saya untuk mendapatkan
kopi yang pas? Tenti tidak. Namun sedikit demi sedikit saya mulai tergoda
mencoba kopi Good day. Masih teringat pertama kali mencoba good Day rasa
cappucino with granule (yang ternyata menjadi kopi setia saya hingga saat ini).
Kemasan praktis dan mewah membuat mata ikut tertarik mengamati kemasannya
beberapa lama. Rasa yang sempurna untuk saya saat itu apalagi lengkap dengan
granule, sensasi “grenjel grenjel” di lidah membuat saya tergoda mencoba rasa
yang lain yaitu Cappuccino, Freeze Mocafrio, Mocacinno, Coolin’
Coffee,Carrebian Nut, Chococinno, Coffeemix, Vanilla Latte dan Original.
Sayapun perlahan meninggalkkan kopi hitam karena ternyata Good Day dengan
banyak variannya membuat penikmat kopi tidak bosan dan yang penting khusus
untuk saya masalah lambung dapat dilewati. Apalagi ada varian Good Day Freeze
Mocafrio yang dapat disajikan dengan menggunakan es. Wah Pas Banget bila cuaca
panas kita bisa tetap nge Es Kopi. Ditambah lagi varian baru Good Day kemasan
praktis botolan Fantastic Mocacino dan Tiramisu Bliss membuat saya menjadi
tidak repot dan mengurangi bawaan apabila ingin menikmati kopi di perjalanan
karena varian tersebut telah tersedia dalam botol mungil yang mudah digenggam.
So siapa bilang ngopi itu ga gaul? kopiinstan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar