Hari ini saya dilarutkan dengan
kisah Pernikahan mbak Putri Herlina yang luar biasa dan Mas reza yang berhati
lapang. Sungguh rasa syukur ini tak henti terucap dari hatiku saat ini. Aku
makin merasa semakin kecil di dunia ini. Allah memang menganugerahkan segala
sesuatunya sesuai dengan kebutuhan manusia. Kelapangan hati Reza dan keluarga
besarnya menerima Putri Herlina, wanita tak bertangan yang berprestasi,
bukanlah hal yang mudah. Namun Sang Pembolak Balik Hati telah menggariskan
bahwa Reza-lah pangeran untuk Putri Herlina.
Pernikahan mereka memberi sedikit
lecutan bagiku bahwa segala sesuatunya hanyalah kepadaNya kita kembalikan
karena Ia-lah sang pemilik segalanya. Malu rasanya saat terkadang hati ini
mengeluh dengan apa yang terjadi pada beberapa tahapan kehidupan yang sedang
saya jalani. Bukankah semua itu untuk menempa hati kita agar tetap bisa
berjuang dengan kondisi kehidupan yang dihadapi?
Dari kacamata diri rasanya memang
masih ada yang kurang, namun teringat dengan apa yang dikatakan teman sejawat
di kampus bahwa kehidupanku sungguh penuh makna. Sekolah dan kuliah tanpa
hambatan bahkan beasiswa ada di tangan, karir yang berada di genggaman,
pertemuan dengan pasangan hidup yang penuh liku namun sangat berarti, fadhiil, putra pertama sebagai pelengkap
kebahagiaan pernikahanku dan keluarga besar yang benar-benar mensupport dengan
apa yang kujalani adalah hal yang patut disyukuri. Namun aku hanyalah manusia
yang kadang diliputi ketidak puasan. Hanya dengan rasa syukur yang tak
berkesudahan-lah yang seharusnya menjadi pengingat bahwa Allah pemilik segala
sesuatu.
So, introspeksi diri terhadap
keluhan yang seringkali muncul dalam rona kehidupanku. Jalan tol saja masih ada
sisi-sisi yang tak mulus, maka demikian pula dengan kehidupan. Hanya dengan
rasa syukur saja maka kita akan lebih memaknai hidup. Semangat!!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar