Budaya ewuh pakewuh yang ada di masyarakat kita cenderung mengebiri
kemampuan seseorang untu mengemukakan pendapatnya. Saya sangat bersyukur
dilahirkan dalam keluarga yang sangat demokratis. Apa yang saya inginkan, apa
yang ada di hati tidak perlu disimpan terlalu lama karena kedua orang tua
membuka kesempatan agar ketiga putrinya mau untuk berpendapat.
Besar di
tengah keluarga yang demokratis, mendapat fasilitas pendidikan mulai SD hingga
pascasarjana dan bekerja yang memberikan
kesempatan agar setiap individu berani mengemukakan pendapat rupanya baru saya
rasakan manfaatnya. Ya, semenjak kurang lebih 7 tahun yang lalu menetap di kota
Bandung yang lekat dengan budaya priangan, saya sedikit terkejut.
Apa pasal? Saat
kita punya keinginan, saat ada kemauan namun ternyata ada orang lain yang
hendak “pantas” menerimanya maka kita harus diam dan tidak dianjurkan untuk
protes. kondisi yang sangat sulit saya hadapi saat saya memiliki pendirian “jika
Ya dijawab Ya jika Tidak maka jawab Tidak”.
Tidak,
memegang prinsip dan pendapat yang beralasan perlu dimiliki oleh setiap
orang.menanamkan sikap seperti ini juga saya tanamkan pada si kecil.hingga pada
saatnya tiba seperti saat ini, maka si kecil berani mengungkapkan apabila ia
suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Jadi daripada menyiksa diri memendam
uneg-uneg lebih baik ungkapkan saja.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar