Senin, 20 Januari 2014

Etika bertutur di Media Sosial


Media sosial yang saat ini telah merambah individu mulai dari anak-anak hingga usia senja menjadi jembatan untuk memperluas sosialisasi. Saat bersoasialisasi , berkomunikasi dengan lingkungan kita baik dunia nyata ataupun maya selayaknyalah membuat hubungan antar individu merasa semakin dekat dan memiliki ikatan yang jauh lebih baik. Namun, apa jadinya apabila saat bersosialisasi di dunia maya cenderung membuat orang lain sebagai lawan bicara menjadi bingung atau justru tersinggung?
            Pernahkah anda mendapati lawan bicara anda di media sosial menggunakan bahasa alay yang membuat anda menjadi bingung? Awalnya mungkin merasa bahasa yang “digaul-gaulin” akan membuat seseorang dianggap eksis di antara komunitas dunia maya. Atau mungkin karena ingin menyingkat kata karena terbentur jumlah karakter kata akhirnya banyak kata-kata yang disingkat sehingga membuat orang lain bingung atau bahkan tersinggung. Atau membuat kalimat yang seolah-olah bijak dan menjelaskan dengan kalimat singkat justru membuat orang lain marah? Bila telah mengalami maka anda pun tentunya tak ingin apabila satu saat nanti akan menyakiti, menyinggung atau bahkan membuat marah lawan bicara anda. Sebisa mungkin anda meminimalisir kemungkinan lawan bicara kita di dunia maya tersinggung, bingung bahkan marah karena ulah anda.
            Lalu bagaimana etika bertutur di dunia maya? Tak seperti halnya apabila kita berbicara bertatap muka dengan lawan bicara di dunia nyata yang mengharuskan anda menatap lawan bicara dan berbicara dengan intonasi jelas dan baik serta memberikan ekspresi yang baik terhadap lawan bicara, maka ada beberapa hal yang perlu anda cermati saat anda harus bertutur ketika berhadapan dengan lawan bicara di dunia maya.(hal ini tak berlaku bila kedua belah pihak menggunakan fasilitas kamera sehingga kedua belah pihak dapat saling melihat ekspresi lawan bicara secara langsung). Apa saja yang harus anda pertimbangkan ?
  1. gunakan bahasa jelas dan baku
  2. Hindari menulis kalimat yang memojokkan, menghina, menyindir, berbau vulgar dan yang berbau SARA
  3. Baca kembali kalimat yang sudah anda ketik sebelumnya. Cermati dan tempatkan diri anda sebagai penerima pesan tulisan anda. Rasakan dan resapi, marahkah atau tersinggungkah anda setelah membaca tulisan anda sendiri. Jika saat anda menulis sedang dipenuhi dengan amarah, lebih baik jangan tulis apa yang anda pikirkan karena nantinya akan berpengaruh pada gaya bahasa anda yang nantinya bisa membuat orang lain marah.
  4. Baca, baca, baca dan baca tulisan anda kembali sebelum menekan tombol enter.

            Bertutur dengan  sopan dan santun, menghindarkan kita terjadi konflik dengan banyak orang, karena dunia maya itu sangat luas, bisa saja kita dituntut oleh pengadilan hanya karena sebuah tulisan yang mengandung SARA, atau perkataan yang tidak pantas untuk di ucapkan sehingga terpanggilnya kita dalam jeruji besi penjara. Yang terpenting banyak-banyaklah membaca, sehingga mempengaruhi dan mengasah gaya bahasa anda menulis di dunia maya yang menghindarkan anda menulis kalimat yang menyinggung dan membuat orang lain marah. Dalam bersosialisasi dengan teman-teman, kesopanan dalam berbicara sangat diperlukan justru didunia maya lah yang sangat lebih berbahaya, karena setiap tulisan yang kita tulis banyak orang yang membacanya. Sesungguhnya media sosiallah yang akan membuat hubungan kita menjadi api yang berkobar ketika terjadi kesalah pahaman. So, pertimbangkan kalimat-kalimat yang anda tulis, baca lagi, jangan sampai bahasa kamar, bahasa dapur atau bahasa sok gaul yang sering menyakitkan hati dibaca oleh banyak pihak. bila anda anggap aman, tak memojokkan, menyakiti, menjatuhkan orang lain barulah anda posting status anda.

2 komentar :