alun-alun Madiun yang rindang ; ; sumber wikipedia.com |
Tinggal dan berkeliling Jawa
hampir selama 29 tahun lamanya dengan berbagai tradisi di tiap daerah yang saya singgahi membuat saya ingin
kembali pada memori beberapa puluh tahun yang lalu. Tinggal di Kota Madiun
dengan penduduknya yang terkenal ramah, pasti akan selalu dirindukan oleh
orang yang pernah tinggal di sini. Kota
Kecil yang terletak 160 km sebelah Barat Kota surabaya. Di Kota ini terdapat pusat
industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah
satu pangkalan utama AURI,
meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Namunya satu hal yang
mengingatkan saya pada kota Madiun adalah Sego pecel sebagai sarapan plus
krupuk lempengnya yang bikin saya jatuh cinta hingga kini sebagai sarapan
favorit di pagi hari.
krupuk lempeng pelengkap sego pecel |
sego pecel pincuk yang menggoda |
Pecel Pincuk Madiun, makanan yang
tak hanya cocok disantap di pagi hari , namun bila kita mengunjungi kota madiun
maka kita akan menemui penjual Sego Pecel berjualan mulai jam 6 pagi hingga
tengah Malam (wahh…). Buat saya yang saat itu masih cukup kecil karena masih
duduk di bangku SD maka kemanapun kedua orangtua saya berwisata kuliner Pecel,
saya hanya ikut dan tentunya menikmati dengan memilih Pecel yang bercitarasa
pedas menantang (penggemar pedas semenjak di bangku SD loh).
Seingat saya Almarhum Bapak sering mengajak
menyantap pecel di minggu Pagi hari atau Malam hari di warung-warung Pecel
sepanjang jalan Cokroaminoto sebelah selatan, sekitar sleko.( indahnya bila
mengingat saat itu…hmm). Nasi Pecel full sayur yang berisi tauge kecambah,
kangkung dan bunga turi rebus disiram dengan bumbu kacang yang uenaknya tiada
duanya dengan pelengkap sepotong tempe
goreng sebagai lauk pelengkap, serundeng dan krupuk lempeng atau rempeyek
kacang yang Nyamleng pisan, Atau bahkan kita bisa menambah lauk empal, bakwan
jagung, telur ceplok atau bahkan sate usus…(sehat kan…full sayuran)
Kemandirian saya semenjak kecil
untuk berbelanja tak menyurutkan langkah saya apabila tiba-tiba ingin makan
Pecel di sore hari sementara kedua orangtua saya belum tiba dari tempat bekerja.
Kemanapun kita pergi di kota Madiun maka kita akan tetap bisa menemui penjual
Sego/Nasi Pecel tentunya dengan kualitas yang berbeda dibandingkan dengan
beberapa tempat yang telah saya sebutkan di atas. Hanya dengan
mengendarai sepeda mini sendirian untuk anak seusia saya saat itu yang duduk di bangku SD,
seringkali menggowes sepeda untuk berburu nasi Pecel di Pasar Joyo yang
letaknya di belakang komplek atau menggowes lebih jauh untuk mendapatkan
sepincuk nasi pecel di sekitar pasar burung jalan pelitatama (bener ya..)..ah
indahnya mengingat masa-masa itu.
6 tahun yang mengesankan tinggal
di kota Madiun, kota yang sangat ramah dan menyimpan banyak kenangan semasa
kecil, kota yang telah menabur bibit kebaikan tentang kekeluargaan dan gotong
royong…kapan ya pergi kesana lagi?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar